4 Perbedaan Cleaning, Sanitizing, dan Disinfecting Sesuai K3

24 Oktober 2025

perbedaan cleaning sanitizing dan disinfecting

Perbedaan cleaning, sanitizing, dan disinfecting menjadi hal penting yang perlu dipahami dalam menjaga kebersihan profesional. Banyak orang menganggap ketiganya memiliki arti yang sama, padahal tujuan dan efektivitasnya berbeda dalam setiap tahap pembersihan. 

Supaya Anda tepat dalam mengimplementasikan ketiganya, yuk pahami lebih dalam perbedaannya di bawah ini. 

Apa Itu Cleaning?

Cleaning adalah proses dasar dalam menjaga kebersihan dengan menghilangkan kotoran, debu, dan noda dari permukaan agar tampak bersih dan rapi. Tahapan ini tidak membunuh kuman, tetapi menjadi langkah awal sebelum proses sanitizing atau disinfecting dilakukan.

Proses cleaning yaitu:

  • Menggunakan air, sabun, atau deterjen untuk mengangkat kotoran.

  • Diterapkan pada permukaan yang sering digunakan seperti meja, lantai, dan perabot kantor.

  • Membantu meningkatkan tampilan visual dan kenyamanan area kerja.

  • Harus dilakukan secara rutin agar hasil sanitasi dan disinfeksi berikutnya lebih efektif.

Apa Itu Sanitizing?

Sanitizing adalah proses menurunkan jumlah mikroorganisme di permukaan ke tingkat yang aman menurut standar kesehatan. 

Berbeda dengan cleaning, tahap ini berfokus pada menjaga higienitas area setelah kotoran fisik dihilangkan. Berikut penerapannya dalam kegiatan kebersihan kantor:

  • Menggunakan cairan pembersih ringan atau larutan berbasis alkohol.

  • Diterapkan pada area yang sering disentuh seperti gagang pintu, meja kerja, dan tombol lift.

  • Membantu mencegah penyebaran kuman tanpa merusak permukaan.

Baca Juga: 8 Tugas Cleaning Service Kantor untuk Kebersihan Maksimal

Apa Itu Disinfecting?

Disinfecting adalah proses membunuh kuman, bakteri, dan virus pada permukaan menggunakan bahan kimia khusus. 

Tahap ini dilakukan setelah cleaning dan sanitizing untuk memastikan area benar-benar bebas dari mikroorganisme berbahaya. Berikut penerapan disinfeksi yang tepat:

  • Menggunakan cairan disinfektan dengan konsentrasi sesuai standar kesehatan.

  • Diterapkan pada area berisiko tinggi seperti toilet, wastafel, dan ruang publik.

  • Membutuhkan waktu kontak tertentu agar cairan bekerja efektif.

  • Wajib dilakukan oleh petugas cleaning service profesional dengan perlindungan APD sesuai standar K3.

Apa Perbedaan Cleaning, Sanitizing, dan Disinfecting?

Meskipun ketiganya sering dianggap sama, cleaning, sanitizing, dan disinfecting memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda dalam menjaga kebersihan profesional. Perbedaan ini penting dipahami agar setiap proses dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan tingkat higienitas yang diinginkan. 

Berikut perbandingan utamanya:

Aspek Cleaning Sanitizing Disinfecting
Tujuan Menghilangkan kotoran, debu, dan noda dari permukaan. Menurunkan jumlah mikroorganisme ke tingkat aman.
Membunuh bakteri, virus, dan kuman secara menyeluruh.
Bahan yang Digunakan Sabun atau deterjen dan air. Larutan sanitasi ringan atau alkohol. Cairan disinfektan dan bahan kimia khusus dengan konsentrasi tertentu.
Frekuensi Dilakukan setiap hari sebagai tahap dasar kebersihan. Dilakukan secara rutin pada area sentuh.
Dilakukan sesuai jadwal atau saat risiko kontaminasi tinggi.
Area Penerapan Lantai, meja, perabot kantor. Gagang pintu, meja kerja, tombol lift. Toilet, wastafel, area publik, fasilitas medis.

Tindakan Pencegahan

Gunakan sarung tangan saat proses pembersihan. Lakukan cuci tangan setelah sanitasi. Gunakan APD lengkap dan pastikan ventilasi baik.
 

1. Tujuan Utama Setiap Proses

Cleaning berfungsi untuk membersihkan permukaan dari debu dan noda agar tampak rapi. Sanitizing menurunkan jumlah mikroorganisme tanpa menggunakan bahan kimia keras. 

Sementara disinfecting berfokus pada pembunuhan kuman dan virus secara menyeluruh menggunakan cairan disinfektan sesuai standar kesehatan.

2. Bahan dan Alat yang Digunakan

Pada tahap cleaning, sabun dan air digunakan untuk membersihkan kotoran ringan. Proses sanitizing memakai cairan berbasis alkohol yang lebih lembut terhadap permukaan.

Sedangkan disinfecting membutuhkan bahan kimia khusus dengan waktu kontak tertentu agar efektif membunuh mikroorganisme.

3. Frekuensi dan Waktu Pelaksanaan

Cleaning dilakukan setiap hari untuk menjaga kebersihan visual dan kenyamanan. Sanitizing dapat dilakukan beberapa kali sehari di area yang sering disentuh. 

Disinfecting dilakukan secara berkala atau saat risiko penularan meningkat, seperti setelah jam kerja atau saat wabah penyakit.

4. Prosedur Keamanan dalam Setiap Tahap

Saat melakukan cleaning, gunakan sarung tangan agar kulit terlindung dari bahan pembersih. Setelah proses sanitizing, biasakan melakukan cuci tangan untuk mencegah kontaminasi silang.

Sementara dalam tahap disinfecting, pastikan menggunakan APD lengkap dan ventilasi cukup untuk menghindari paparan bahan kimia dari cairan disinfektan.

Baca Juga: 10 SOP Cleaning Service Rumah Sakit yang Wajib Anda Pahami

Contoh Implementasi Cleaning, Sanitizing, dan Disinfecting di Area Kantor

Dalam lingkungan kerja modern, setiap area kantor memiliki tingkat aktivitas dan risiko berbeda. Karena itu, penerapan cleaning, sanitizing, dan disinfecting perlu disesuaikan agar hasilnya tetap efektif dan sesuai standar kebersihan kerja. 

Berikut contoh penerapan pada beberapa area kantor:

1. Area Lantai dan Koridor Kantor

Tahapan cleaning dilakukan setiap hari dengan menyapu dan mengepel menggunakan cairan pembersih lembut untuk membersihkan debu serta kotoran. 

Sanitizing diterapkan secara berkala menggunakan cairan ringan, sementara disinfecting dilakukan dengan cairan disinfektan di titik lalu lintas tinggi untuk menjaga kebersihan maksimal.

2. Area Meja Kerja dan Ruang Meeting

Bagian ini sering disentuh banyak orang, sehingga memerlukan sanitizing lebih sering. 

Setelah cleaning dengan kain microfiber dan sabun ringan, gunakan cairan sanitasi berbasis alkohol digunakan untuk mengurangi jumlah kuman. 

Disinfecting dilakukan seminggu sekali dengan bahan kimia khusus untuk menghindari kerusakan permukaan meja atau peralatan elektronik.

3. Area Toilet dan Pantry

Kedua area ini memerlukan tingkat kebersihan tinggi karena berisiko menjadi tempat penyebaran bakteri. 

Cleaning dilakukan dengan sabun dan air untuk mengangkat kotoran, diikuti sanitizing pada permukaan sentuh seperti gagang pintu dan keran. 

Tahap disinfecting dilakukan menggunakan cairan disinfektan kuat dengan petugas memakai sarung tangan dan melakukan cuci tangan setelah proses selesai.

Kesalahan Umum yang Sering Terjadi dalam Proses Pembersihan

Meski terdengar sederhana, banyak kesalahan kecil dalam proses cleaning, sanitizing, dan disinfecting yang bisa menurunkan efektivitas hasil kebersihan bahkan membahayakan keselamatan kerja. Berikut hal-hal yang perlu dihindari: 

1. Melakukan Disinfecting Tanpa Cleaning Terlebih Dahulu

Langsung menggunakan cairan disinfektan pada permukaan kotor membuat proses tidak efektif karena kuman terlindungi oleh debu atau noda yang belum dibersihkan. 

Tahap cleaning harus dilakukan terlebih dahulu agar permukaan bebas kotoran dan disinfektan dapat bekerja maksimal membunuh mikroorganisme.

2. Menggunakan Bahan Kimia Secara Berlebihan

Pemakaian bahan kimia yang berlebihan tidak membuat hasil lebih bersih, justru dapat merusak permukaan, menimbulkan iritasi, dan mencemari udara. Gunakan takaran sesuai petunjuk produk agar aman bagi petugas dan lingkungan kerja tetap nyaman.

3. Tidak Memperhatikan Waktu Kontak Disinfektan

Setiap cairan disinfektan membutuhkan waktu kontak tertentu agar efektif membunuh kuman dan virus. Mengelap terlalu cepat akan membuat proses disinfeksi gagal bekerja sempurna. Biarkan cairan menempel beberapa detik sebelum dilap kering untuk hasil optimal.

4. Mengabaikan Penggunaan APD Sesuai Standar K3

Tidak memakai sarung tangan atau pelindung lainnya saat menggunakan bahan kimia dapat menyebabkan iritasi kulit dan gangguan pernapasan. 

Selalu gunakan APD lengkap sesuai prosedur SOP cleaning service agar proses pembersihan aman dan sesuai standar keselamatan kerja.

Mengapa Perusahaan Anda Perlu Memiliki Cleaning Service Profesional?

Kebersihan kantor bukan sekadar urusan visual, tetapi bagian penting dari produktivitas dan citra perusahaan. Memiliki cleaning service profesional akan memastikan setiap sudut kantor terjaga higienitasnya dengan standar kerja yang konsisten dan aman. Berikut alasannya:

  • Memahami perbedaan cleaning, sanitizing, dan disinfecting untuk hasil maksimal.

  • Menggunakan bahan kimia dan cairan disinfektan dengan aman dan sesuai prosedur.

  • Selalu memakai sarung tangan dan melakukan cuci tangan sesuai standar K3.

  • Menjaga efisiensi, ketepatan, dan kualitas kerja sesuai SOP cleaning service.

Untuk mencari petugas cleaning service dengan spesifikasi demikian, Anda dapat mencarinya di SOS, outsourcing Jakarta dengan solusi dan layanan terpadu dan profesional. 

Baca Juga: 7 Keuntungan Menggunakan Outsourcing bagi Perusahaan

Tingkatkan Standar Kebersihan Perusahaan Anda Bersama Cleaning Service Profesional dari SOS

Melalui dukungan cleaning service outsourcing profesional dari SOS, perusahaan Anda dapat menjaga kebersihan kantor secara menyeluruh sesuai standar K3. 

Setiap proses dilakukan oleh tenaga ahli yang memahami tahapan cleaning, sanitizing, dan disinfecting dengan metode aman dan efisien.

Apa yang Anda dapatkan:

  • Petugas bersertifikasi dengan pelatihan rutin sesuai SOP kebersihan.

  • Penggunaan bahan kimia dan cairan disinfektan yang aman bagi lingkungan kerja.

  • Pengawasan lapangan untuk menjamin hasil bersih dan higienis setiap hari.

  • Layanan kebersihan fleksibel sesuai kebutuhan perusahaan Anda.

Hubungi tim SOS sekarang untuk konsultasi dan solusi kebersihan profesional yang menjaga lingkungan perusahaan Anda tetap nyaman, sehat, dan berkelas.

Berita Lainnya