Jangan Sampai Salah! Ini Cara Menghitung Turnover Karyawan yang Benar

cara menghitung turnover karyawan
Temukan cara menghitung turnover karyawan bulanan dan tahunan dengan rumus praktis. Hindari kesalahan dan tingkatkan retensi karyawan sekarang juga!

Cara menghitung turnover karyawan merupakan salah satu indikator penting yang perlu diperhatikan oleh setiap perusahaan untuk mengevaluasi stabilitas dan efektivitas manajemen sumber daya manusia. Tingginya tingkat turnover karyawan dapat menandakan masalah internal, seperti lingkungan kerja yang kurang mendukung, kebijakan yang tidak efektif, atau strategi retensi yang belum optimal. 

Oleh karena itu, memahami metode perhitungannya menjadi krusial agar perusahaan dapat mengambil langkah perbaikan yang tepat. Yuk, simak pembahasannya di bawah ini!

Bagaimana Cara Menghitung Turnover Karyawan?

Berikut ini cara menghitung turnover karyawan yang dapat Anda gunakan:

1. Monthly Turnover (Bulanan)

Untuk menghitung turnover karyawan bulanan, Anda memerlukan tiga data utama: 

  • Jumlah karyawan di awal bulan (B) 

  • Jumlah karyawan di akhir bulan (E) 

  • Jumlah karyawan yang keluar selama bulan tersebut (L). 

Rumus yang digunakan yaitu:

Monthly Turnover % = (Jumlah karyawan yang keluar / Rata-rata jumlah karyawan) x 100

Di mana:

  • Jumlah karyawan yang keluar (L)

  • Rata-rata jumlah karyawan, yaitu (B + E) / 2

Contoh perhitungan:

  • Jumlah karyawan di awal bulan: 100 orang (B)

  • Jumlah karyawan di akhir bulan: 110 orang (E)

  • Jumlah karyawan yang keluar di bulan tersebut: 5 orang (L)

Maka:

  • Rata-rata karyawan dalam sebulan = (100 + 110) / 2 = 105

  • Monthly Turnover % = (5 / 105) x 100 = 4,76%

Turnover bulanan sering digunakan oleh perusahaan yang memiliki jumlah karyawan besar dan rotasi karyawan yang tinggi. Metode ini membantu HRD untuk mengidentifikasi perubahan signifikan dalam periode waktu singkat.

2. Annual Turnover (Tahunan)

Bagi perusahaan yang tergolong kecil dengan jumlah karyawan di bawah 100 orang, metode annual turnover lebih sesuai. 

Rumus yang digunakan yaitu:

Annual Turnover Rate % = (Jumlah karyawan yang keluar / ((Jumlah karyawan di awal tahun + jumlah karyawan di akhir tahun) / 2)) x 100

Contoh:

  • Jumlah karyawan di awal tahun: 80 orang

  • Jumlah karyawan di akhir tahun: 100 orang

  • Jumlah karyawan yang keluar sepanjang tahun: 12 orang

Maka:

  • Rata-rata karyawan = (80 + 100) / 2 = 90

  • Annual Turnover Rate % = (12 / 90) x 100 = 13,33%

Baik data monthly turnover maupun annual turnover perlu dievaluasi lebih lanjut untuk memahami penyebab di balik tingginya angka tersebut. Hal ini akan membantu perusahaan merancang strategi retensi yang lebih baik di masa mendatang.

Baca Juga: Cara Menghitung Upah Lembur dengan Tepat

Berapa Level Turnover yang Ideal?

Berdasarkan penelitian Gallup, turnover karyawan yang dianggap sehat berada di angka sekitar 10% per tahun. Namun, angka ini sangat bergantung pada industri tempat perusahaan berada.

Contohnya, sektor retail atau perhotelan cenderung memiliki tingkat turnover yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor manufaktur atau teknologi. 

Oleh karena itu, perusahaan perlu menetapkan tolak ukur ideal berdasarkan standar industri dan performa internal perusahaan itu sendiri.

Kapan Turnover Dikatakan Tinggi?

Turnover karyawan dikatakan tinggi apabila tingkat perputaran tenaga kerja dalam suatu perusahaan melebihi angka rata-rata industri atau menyebabkan gangguan signifikan terhadap operasional perusahaan. 

Menurut studi dari Work Institute (2022), rata-rata turnover di Amerika Serikat berada di angka 17,3% per tahun. 

Jika perusahaan mencatat angka turnover di atas batas tersebut secara konsisten, maka dapat dikategorikan sebagai turnover tinggi. 

Tingginya turnover bisa menjadi indikator adanya masalah internal, seperti ketidakpuasan kerja, manajemen yang buruk, atau kurangnya peluang pengembangan karier. 

5 Ciri-Ciri Turnover yang Sehat di Perusahaan

Turnover karyawan tidak selalu berarti negatif. Ada beberapa indikator yang menandakan bahwa turnover dalam perusahaan masih dalam taraf sehat, antara lain:

1. Tidak Memengaruhi Produktivitas

Jika turnover terjadi namun tidak menurunkan output kerja atau pencapaian target perusahaan, maka situasi ini masih dapat dikategorikan wajar. 

Artinya, perusahaan mampu menjaga stabilitas operasional meskipun terjadi pergantian karyawan. Ini menunjukkan adanya sistem kerja yang solid dan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan.

2. Didorong oleh Performa Buruk

Turnover karyawan yang terjadi karena pemisahan dengan individu berkinerja rendah justru dapat berdampak positif. 

Ini menjadi upaya perusahaan untuk menjaga standar kinerja yang tinggi. Dalam jangka panjang, tindakan ini akan meningkatkan efektivitas tim secara keseluruhan.

Baca Juga: 6 Strategi Penilaian Kinerja Karyawan yang Tepat

3. Didukung oleh Proses Rekrutmen Efisien

Perusahaan yang memiliki sistem rekrutmen yang cepat, akurat, dan terstruktur dapat menggantikan posisi kosong dengan cepat. 

Hal ini memastikan tidak ada posisi penting yang terlalu lama dibiarkan kosong, sehingga tidak mengganggu operasional perusahaan.

4. Tingkat Kepuasan Kerja Tetap Tinggi

Meskipun beberapa karyawan meninggalkan perusahaan, karyawan yang tersisa tetap menunjukkan tingkat kepuasan dan loyalitas yang baik. 

Ini menunjukkan budaya kerja yang tetap positif dan mendukung, serta perusahaan mampu mempertahankan hubungan kerja yang sehat.

5. Tidak Menyebabkan Kelelahan Tim

Turnover karyawan yang masih dalam batas wajar tidak akan membebani karyawan yang tetap bekerja. 

Jika manajemen mampu menyesuaikan beban kerja dengan adil, maka tim akan tetap produktif tanpa merasa kewalahan akibat kekurangan tenaga kerja.

Apa Dampak dari Turnover yang Tinggi?

Jika tidak dikelola dengan baik, tingkat turnover yang tinggi dapat membawa dampak serius terhadap kelangsungan perusahaan. Berikut ini beberapa akibat negatif dari turnover karyawan yang tinggi:

1. Biaya Rekrutmen yang Tinggi

Setiap kali karyawan keluar, perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mencari pengganti, mulai dari iklan lowongan, seleksi, wawancara, hingga pelatihan. 

Biaya ini akan terus meningkat jika turnover terjadi secara terus-menerus tanpa ada upaya perbaikan dari sisi manajemen.

2. Gangguan Operasional

Turnover yang tinggi dapat menyebabkan kekosongan posisi dalam jangka waktu tertentu. Akibatnya, proses bisnis dapat terganggu, terjadi penumpukan pekerjaan, bahkan potensi penurunan kualitas pelayanan kepada klien atau pelanggan.

Baca Juga: 3 Cara Evaluasi Kinerja Karyawan Secara Efektif dan Objektif

3. Penurunan Semangat Kerja

Karyawan yang masih bertahan bisa merasa tidak nyaman atau tidak aman melihat rekan kerja pergi satu per satu. Ini dapat menurunkan moral tim, menciptakan ketidakpastian, dan mengurangi semangat kerja dalam jangka panjang.

4. Hilangnya Pengetahuan Institusional

Setiap karyawan membawa pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan khusus yang telah terbentuk dalam pekerjaan sehari-hari. 

Jika karyawan tersebut pergi, perusahaan kehilangan aset intelektual dan harus memulai proses pembelajaran ulang dari awal bersama karyawan baru.

5. Reputasi Perusahaan Menurun

Perusahaan dengan tingkat turnover tinggi sering kali dipersepsikan negatif, baik oleh calon karyawan maupun mitra bisnis. 

Reputasi ini dapat menyulitkan proses perekrutan, mengurangi daya tarik perusahaan di mata talenta potensial, serta memengaruhi kerja sama jangka panjang dengan pihak eksternal.

Memahami cara menghitung turnover karyawan bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang bagaimana perusahaan dapat menilai efektivitas manajemen SDM dan merancang strategi retensi yang lebih baik. 

Dengan memantau turnover secara berkala, perusahaan dapat menjaga stabilitas dan memastikan karyawan tetap produktif serta loyal terhadap visi perusahaan.

Oleh karena itu, jika perusahaan Anda membutuhkan solusi tenaga kerja yang andal untuk mengurangi turnover, percayakan kepada SOS sebagai mitra penyedia tenaga kerja profesional dan terstandarisasi.

Butuh Tenaga Kerja Andal? Percayakan kepada SOS!

Menghadapi tantangan turnover tinggi? Tidak perlu khawatir. SOS hadir sebagai solusi Jasa Penyedia Tenaga Kerja yang terlatih dan terstandarisasi untuk mendukung operasional perusahaan Anda. 

Kami memahami bahwa mempertahankan performa dan efisiensi perusahaan membutuhkan tim yang tidak hanya profesional, tetapi juga sesuai dengan kebutuhan industri.

Sebagai penyedia jasa outsourcing, kami menyediakan layanan penyediaan tenaga kerja terpadu yang dirancang untuk memenuhi tantangan unik di setiap sektor bisnis. 

Dengan karyawan andal dan berstandar industri, SOS akan membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan Anda secara signifikan.

Jangan biarkan turnover menghambat laju pertumbuhan bisnis Anda. Hubungi tim SOS sekarang juga melalui WhatsApp untuk mendapatkan solusi terbaik sesuai kebutuhan perusahaan Anda!

Berita Lainnya